KONSEP RUMAH BAMBU PLESTER (BAMPLES)


Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah dengan karakter rumah ‘tembok yang memanfaatkan potensi bambu suatu daerah. Bambu dipakai sebagai bahan dinding dan sekalilgus rangka rumah, yang kemudian diplester untuk mendapatkan tambahan kekuatan dan ekspresi rumah dinding tembok pada umumnya.
Konsep konstruksi dinding bambu plester dengan pemakaian bambu sebagai rangka dinding menggantikan kayu. Keseluruhan dinding anyaman sasak dan rangka bambu ini akan diplester sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih baik dan ekspresi rumah tembok.

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
Keunggulan:
– Konstruksi rumah murah, mudah dan cepat
– Kecepatan Konstruksi, sekitar 3 minggu dengan 3 orang tukang
– Mengurangi resiko kebakaran pada rumah bambu
– Mengurangi resiko serangan hama perusak kayu (rayap, bubuk dan jamur)
– Bahan baku mudah di dapat
– Tidak diperlukan kerapihan anyaman dan sambungan pada bambu karena tertutup plesteran
– Konstruksi rumah bambu dengan anyaman sasak sudah cukup kuat
– Konstruksi rumah tahan gempa

Kelemahan :
– Batang bambu harus yang tua (3-5 tahun) dan telah diawetkan
– Kerapihan anyaman mempengaruhi ketebalan dinding setelah plesteran
– Panjang dan ukurannya tidak seragam
– Sulit dalam penyambungannya pada konstruksi
– Bambu di identikan dengan kemiskinan
– Masih terlihat retak-retak pada dinding, jika:
 Muai/susut ayaman dan plesteran yang berbeda
 Bambu yang dipakai tidak cukup kering
 Kualitas pasir plesteran yang jelek
 Penurunan tidak merata pada pondasi

Rumah bambu plester dengan beberapa tujuan:
– Alternatif rumah murah
– Memanfaatkan potensi bambu
– Mengurangi resiko kebakaran pada rumah bambu
– Menambah keawetan konstruksi bambu dengan pemlesteran
– Alternatif pengganti bata / batako pada dinding ‘tembok’
– Rumah pengungsi/ shelter penampungan yang dapat dijadikan rumah permanen di kemudian hari dengan pemlesteran

LANGKAH KERJA
Memilih batang bambu
Pilihlah batang bambu yang tua (3-5 tahun) dan telah diawetkan
Pilihlah batang untuk anyaman, dengan ketentuan:
– Daging bambu yang tipis (0,5cm) untuk menjamin kekakuan rangka
– Dapat dari jenis bambu tali, gombong, ori, petung, atau bambu hitam
– Bila memakai bambu yang sama dengan anyaman, dapat dipakai batang bambu bagian bawah yang relatif memiliki diameter yang lebih besar dan tebal
– Batang-batang yang lurus.
Memotong dan membelah bambu
Potong bambu sesuai kebutuhan, perhatikan:
– Tetapkan ukuran untuk anyaman (bilah vertikal/ horisontal) dan untuk tiang-tiang/ balok-balok
– Potong sesuai ukuran dengan gergaji yang tajam

Belah bambu untuk tiang dan anyaman, perhatikan:
– Belah bambu menjadi dua bagian yang sama besar untuk tiang dan balok
– Belah bambu menjadi beberapa bagian agar didapat bilah-bilah dengan lebar 2-3 cm
– Dapat digunakan alat pembelah sebagaimana gambar di bawah ini.
– Bagian-bagian sisi yang tajam dapat disayat agar tidak melukai ketika dianyam

Menyambung bambu
Siapkan bilah-bilah bambu dengan ukuran yang sesuai dengan panjang dan lebar nyaman. Lebih baik memakai bilah bambu yang tipis agar anyaman tidak terlalu tebal. Setelah itu, bambu dianyam menjadi anyaman sasak, dengan bambu arah horisontal rapat, dan bambu vertikal berjarak 25-30cm. Bambu yang sudah selesai dianyam disimpan dan siap untuk dirangkai bersama dengan rangka dinding dan kusen jendela.

Menyiapkan batang bambu untuk kolom dan balok
Batang bambu yang telah dibelah menjadi dua bagian yang sama besar kemudian dihilangkan buku-bukunya serta disayat bagian tepi-tepi yang tajam. Buluh-buluh yang menempel pada dinding dalam bambu harus dibersihkan agar lesteran menempel lebih baik. Batang-batang bambu belah untuk kolom atau balok siap dirangkaikan dengan anyaman sasak

Merakit modul dinding bambu
Batang-batang bambu belah untuk kolom diletakkan pada posisinya dengan jarak maksimal 1m dengan posisi atas dan bawah saling memunggungi dan menjepit anyaman. Antara batang bambu belah yang saling memunggungi diikat dengan kawat beton rangkap 3 dengan jarak 10-15 cm. Bahan pengikat lain dapat berupa kawat, tali ijuk, maupun tali bambu. Jarak antar kolom maksimal adalah 1m. Bagian atas bambu kolom agak diruncingkan agar dapat dijepit oleh balok.

Batang-batang bambu belah untuk balok diikatkan ke tepi atas dengan posisi saling memunggungi dan menjepit anyaman dan ujung tiang bambu yang telah diruncingkan. Ujung atas kolom dilubangi dengan bor untuk kemudian diikat bersama balok dengan kawat beton, kawat, tali ijuk atau tali bambu. Kusen jendala dapat dipasang ke dalam modul dinding dengan memotong bilah vertikal dan horisontal di dalam anyaman sehingga ada lubang pada anyaman sesuai dengan besarbukaan. Kusen dipasang dengan bantuan paku-paku. Letak kusen harus diapit dua kolom dan tidak boleh memotong kolom. Panel anyaman siap dibawa ke lapangan untuk pemasangan (erection). Buluh-buluh bambu yang masih melekat dibersihkan dengan sikat kawat sebelum didirikan.

Pembuatan pondasi
Sub-structure (pondasi dan sloof) rumah bambu plester sama dengan rumah tembok pada umumnya, namun dengan dimensi yang lebih kecil karena rata-rata beban dinding yang lebih ringan. Dapat dipakai pondasi menerus batu kali, setempat batu kali, atau menerus rolaag bata / batako. Sloof dapat memakai sloof beton bertulang, bambu komposit atau diganti dengan rolaag bata/ batako. Pada saat pembuatan sloof, angker harus dipasang untuk diikat dengan anyaman bambu, dengan jarak antar angker tidak lebih dari 3 meter. Dinding peralihan dari bata/ batako harus dibuat dengan tinggi minimal 30 cm dari tanah untuk menjamin anyaman bambu berada dalam kondisi kering sepanjang tahun.
Pendirian Rumah Bambu (Erection)
Panel-panel bambu siap dibawa ke lapangan. Semakin besar panel bambu akan semakin sulit pengangkutannya ke lapangan, namun bila terlalu kecil, pekerjaan di lapangan akan semakin banyak. Optimasi besar panel harus direncanakan dengan matang. Dinding anyaman didirikan dengan kayu ataupun bambu sebagai siku penahannya. Stek diikat dengan kawat ke dinding ataupun panel anyaman.

Pertemuan siku dua bidang dinding dapat dilakukan dalam 3 cara:
– Anyaman diikat pada bilah-bilah vertikal. Bidang lipat ini akan menjadi tumpuan kekakuan sistem ini.
– Menggunakan tiang bambu yang dibelah.
– Menggunakan batang bambu bulat yang kemudian diselimuti dengan kawat ayam.

Dua tiang bambu pada panel pada siku disatukan kemudian diikat dengan kawat beton. Sedangkan bila tepi dinding anyaman bertemu dengan bidang anyaman harus dipasang kolom pada bidang anyaman tersebut. Kemudian bilah vertikal pada tepi dinding anyaman diikat dengan kolom pada bidang anyaman

Pemasangan Kusen
Kusen jendela lebih baik dipasang sekaligus dengan perakitan panel bambu, sedangkan kusen pintu dipasang pada saat pendirian. Harus diperhatikan ketegaklurusan kusen dan ketinggian kusen.

Pemasangan Atap
Sistem rangka dan bahan penutup atap dapat bervariasi tergantung situasi dan kondisi setempat. Lebih baik menggunakan sistem konstruksi atap yang telah diprefabrikasi sebelumnya sehingga sesuai dengan kecepatan pengerjaan rumah bambu.
Untuk atap asbes gelombang yang relatif ringan, dapat digunakan balok tunggal yang berfungsi sebagaimana kuda-kuda yang menumpu gording. Balok ini menumpu pada balok kayu yang berfungsi meratakan beban atap ke dinding. Gording dapat dipasang langsung di atas balok kuda-kuda dengan jarak 1 meter, sebagai tumpuan asbes gelombang. Untuk rangka atap dengan sistem kaso rapat menggunakan kaso bambu, sebaiknya rangka atap dirangkai terlebih dulu di bawah sebelum dipasang.

PEMLESTERAN DAN FINISHING
Pemlesteran dinding
Pemlesteran dinding dapat dilakukan setelah atau sebelum pemasangan atap, tergantung dari situasi dan kondisi dan juga rangka dan penutup atap. Pemlesteran setelah atap dipasang lebih menguntungkan karena pemlesteran tidak terganggu oleh cuaca dan dilakukan dalam kondisi yang lebih nyaman. Di samping itu, rumah juga dapat dipakai dulu untuk gudang sementara atau bedeng pekerja.

Lakukan dulu pemlesteran untuk dinding, Baru Kemudian untuk kolom. Pemlesteran dilakukan dengan campuran aduk 1 PC:5 pasir. Pertama-tama dinding anyaman bambu dikamprot terlebih dulu dengan aduk. ‘Pengamprotan’ pertama tidak boleh terlalu tebal agar dinding jadi tidak terlalu tebal. Setelah aduk kamprot ini telah cukup kering (setelah didiamkan setengah-satu hari) dapat dilakukan pemlesteran kedua untuk meratakan permukaan dinding. Sebelumnya hasil plesteran awal dibasahi agar tidak banyak menyerap air yang ada pada campuran plesteran baru. Gunakan roskam untuk meratakan/ merapikan/ menghaluskan permukaan plesteran kedua.

Pemlesteran Kolom & Balok
Agar plesteran kolom rapi dan lurus dipakai papan layaknya bekisting beton dan ditimbang dulu dengan lot. Rapikan hasil plester dengan plester kedua, dengan sisi-sisi dijepit kayu agar hasil plester rapi. Plester pada balok harus diratakan dengan plester kolom. Agar sisi bawah rapi dan plester tidak tumpah dipasang kayu penahan yang dipaku ke dinding. Ratakan dan sesuaikan dengan posisi kusen yang sudah ditentukan posisinya dengan lot dan waterpass.

Finishing

Finishing konstruksi dinding bambu plester dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagaimana konstruksi dinding tembok pada umumnya. Namun pelaburan dengan kapur merupakan cara tradisional yang paling disarankan karena air kapur akan meresap ke dalam retak-retak rambut yang akan timbul pada dinding bambu plester ini. Semakin lama, kapur akan menutup seluruh permukaan dinding sehingga tidak akan terlihat lagi retak-retak pada dinding.

PENUTUP
Konstruksi Dinding Bambu Plester merupakan salah satu alternatif konstruksi yang patut dikembangkan mengingat potensi bambu di Indonesia yang masih sangat besar.

3 responses to “KONSEP RUMAH BAMBU PLESTER (BAMPLES)

  1. ini teknologinya baru yah?
    baruan mana sama rumah gabus??
    kalo boleh,, postingnya dilengkapi gambar gitu,, biar bisa kebayang bentuknya…
    hehehe..

  2. Aku mendukung program ini agar semua rakyar Indonesia bisa memiliki rumah sendiri tanpa harus nebeng sama orang lain.

Tinggalkan komentar